Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Wilayah Riau merupakan wadah bagi alumni UI yang berdomisili di Riau atau memiliki keterkaitan dengan daerah ini. Organisasi ini berperan dalam memperkuat jejaring alumni, berkontribusi dalam pembangunan daerah, serta memberikan manfaat bagi masyarakat. Sebagai bagian dari komitmen untuk terus berkontribusi bagi pembangunan daerah dan nasional, ILUNI UI Riau akan melaksanakan Pelantikan Pengurus Periode 2025–2028 yang dirangkai dengan kegiatan Seminar Nasional. Seminar ini bertujuan untuk membahas isu-isu strategis di bidang kesehatan, khususnya penanganan stunting di era transformasi digital kesehatan (Digital Health Transformation).

Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dirilis Kementerian Kesehatan RI mencatat capaian positif dalam penurunan prevalensi stunting secara nasional. Angka stunting berhasil ditekan dari 21,5% pada 2023 menjadi 19,8% pada 2024 penurunan sebesar 1,7% yang melampaui proyeksi Bappenas sebesar 20,1%. Artinya, lebih dari 357.000 balita telah berhasil terselamatkan dari risiko stunting. Namun, capaian nasional ini diiringi dengan tantangan di sejumlah daerah, salah satunya Provinsi Riau. Berdasarkan data SSGI yang sama, angka stunting di Riau mengalami peningkatan dari 13,6% menjadi 20,1% pada 2024. Kenaikan ini menunjukkan adanya dinamika yang perlu ditelaah secara mendalam (Riau Online, 2025).

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama: genetik dan lingkungan. Genetik menentukan potensi dasar anak, namun lingkungan yang mendukung atau merugikan dapat mempercepat atau memperlambat proses perkembangan tersebut. Faktor lingkungan, seperti pola makan, kualitas air, sanitasi, dan faktor sosial-ekonomi, dapat berperan besar dalam menentukan status gizi dan kesehatan anak, yang pada akhirnya mempengaruhi potensi tumbuh kembangnya. Di era transformasi digital, pemantauan dan pengumpulan data tentang faktor-faktor ini menjadi lebih efisien, memungkinkan deteksi dini potensi masalah pada perkembangan anak.

Dengan kemajuan teknologi, deteksi dini stunting kini bisa dilakukan lebih cepat dan akurat. Pemanfaatan aplikasi berbasis AI dan sensor digital memungkinkan pemantauan pertumbuhan anak secara real-time. Data yang terkumpul dari berbagai perangkat seperti timbangan pintar atau aplikasi kesehatan berbasis seluler memungkinkan para ahli dan orang tua untuk memantau status gizi anak dan mendeteksi gejala stunting jauh sebelum masalah berkembang lebih serius. Teknologi ini memungkinkan intervensi lebih awal, yang sangat penting untuk mencegah kerusakan jangka panjang pada perkembangan fisik dan mental anak.

Pendekatan intervensi yang spesifik dan sensitif sangat diperlukan dalam menangani stunting. Setiap anak mungkin memiliki faktor risiko yang berbeda, seperti kekurangan gizi karena pola makan yang tidak seimbang, atau infeksi berulang yang mengganggu penyerapan nutrisi. Oleh karena itu, pendekatan berbasis bukti yang memperhitungkan faktor-faktor tersebut sangat penting. Program yang menggabungkan nutrisi, kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan keluarga akan lebih efektif dalam memerangi stunting. Teknologi pun berperan dalam memberikan rekomendasi intervensi yang lebih personal sesuai dengan kondisi masing-masing anak.

Institusi pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, melakukan riset inovatif, serta menyebarluaskan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat. Melalui kolaborasi dengan pemerintah dan sektor swasta, perguruan tinggi dapat mencetak tenaga ahli yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga paham akan pentingnya pendekatan holistik terhadap masalah kesehatan seperti stunting. Mereka juga dapat berperan dalam program-program pengabdian masyarakat, menyebarkan informasi kepada keluarga dan masyarakat, serta mengembangkan teknologi yang mendukung upaya pencegahan dan penanganan stunting.

Sektor industri Migas, yang sering beroperasi di daerah terpencil, memiliki peluang besar untuk memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat di sekitar lokasi operasinya. Beberapa inisiatif yang dapat dilakukan oleh perusahaan Migas meliputi penyediaan fasilitas kesehatan, program pemberian makan bergizi, serta penyuluhan kesehatan dan kebersihan kepada masyarakat lokal. Melalui Corporate Social Responsibility (CSR), industri Migas dapat berkontribusi dalam pengurangan stunting dengan memberikan akses lebih baik ke layanan kesehatan, gizi, dan pendidikan bagi anak-anak di komunitas yang mereka layani. Kolaborasi antara sektor industri dan pemerintah lokal dapat mempercepat pencapaian tujuan kesehatan nasional.

Adapun Narasumber dan Materi Seminar adalah sebagai berikut:

  1. Prof.  dr.  Arfianti, M.Biomed, M.Sc, PhD – Dekan FK Universitas Riau: ”Stunting: Bagaimana Interaksi Genetik dan Lingkungan Mempengaruhi Perkembangan Anak”.
  2. Prof. Dr. Aslis Wirda Hayati, SP, MSi – Dosen Poltekkes Riau: “Metode Baru Deteksi Dini Stunting Menggunakan Pyridinium Crosslink Sebagai Biomarker”.
  3. Dr. Mitra, SKM, MKM – Dosen Universitas Hang Tuah Pekanbaru: ’Intervensi Spesifik dan Sensitif dalam Penanggulanggan Stunting”.
  4. Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, M.P.H – Kasubdit Alumni dan Tracer Study Direktorat Alumni dan Dana Abadi Universitas Indonesia:    “Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Pembangunan Kesehatan”.
  5. Yanin Kholison, S.Sos, M.Si – Senior Manager – Head of Formalities & Communication Dept – SKK Migas Sumbagut: ”Peran Industri Hulu Migas dalam Penanggulangan Stunting pada Masyarakat di Daerah Sekitar Wilayah Kerja Operasi”.

Seminar akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 26 Juli 2025 bertempat di Gedung Menara Poltekkes Riau Jl. Melur 103 Sukajadi Kota Pekanbaru. Kegiatan ini didukung oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan 7 perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Seminar dilaksanakan dalam rangka Pelantikan Pengurus ILUNI UI Wilayah Riau periode 2025-2028 yang diketuai oleh Dr. Ibnu Rusdi, SKp, M.Kes yang terpilih melalui Musyawarah Luar Biasa ILUNI UI Wilayah Riau tanggal 26 April 2025.

Kegiatan Seminar ini telah teregistrasi dan tayang di LMS Plataran Sehat Kementerian Kesehatan pada tautan berikut ini: https://lms.kemkes.go.id/courses/f677b623-95eb-45d1-8848-12fade714044. Untuk dapat mengikut kegiatan ini dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp 100.000 bagi peserta luring, dan Rp 50.000 bagi peserta daring.

Untuk mendaftar sebagai peserta Seminar, klik tombol Daftar dibawah ini.

Category
Tags

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *